Seorang paruh baya... Tidur di emperan halte,menunggu sisa-sisa hari hidupnya,sedikit yang peduli,malah ramai menjauhinya dengan perkataan "awas...dia orang gila".
Jangan tanyakan sudah makan atau belum... Tentunya, walaupun sesuap yang begitu layak, pastilah didambakan perut kosongnya...jangan tanyakan panas atau dingin udara sekarang padanya... Baju kumal dan tipis penuh sobek disana sini telah membuat kulitnya lupa segala rasa....lalu pernahkah dia sakit ? Sebelumnya dia pernah sakit, hingga sekarang dia sudah tidak tau kapan dia sehat...karena dia selalu sehat dalam kesakitannya...
Dimana keluarga dan orang-orang yang menyayanginya...? Tadinya, dia mendapatkan dan memiliki itu...hingga sekarang, tentunya memilih melupakan bahwa dia ada dan berhenti memilikinya adalah hal yg gampang untuk mengurus kerentaan usia dan pikirannya.
Sungguh suatu ironi... Beliau tertidur, dan terjaga saat kebanyakan para ayah dan ibu menunjukkan rasa kasih sayang saat antar jemput anak-anaknya kesekolah, sungguh ironis...penjaja jajanan disekitarnya tak pernah menanyakan lapar atau tidakkah dia apalagi menawarkan sesuatu... Sungguh ironi... Gedung sosial, gedung keuangan berada di depan halte dia tertidur hanya menatap hampa seperti tatapannya binggung bertanya "rumah siapa itu ?"
Sungguh suatu ironi... Sementara Mobil2 mewah pemimpin tiap pagi dan sore melintas di halte "miliknya"... Sayang..sungguh sayang... Tubuh tua renta itu tak mau "menadah tangan" untuk meminta...Malah dia hanya memberi senyum kepada siapa yg melihatnya dengan takut... Ucapan terima kasihnya dengan terharu memperlihatkan mata yang berkaca2 bila sebungkus nasi diberikan dari tangan2 dermawan...
Sedemikian rupa sosok itu, telah mengelitik nurani ini...sungguh "gila" dia telah membuat saat-saat ini, hingga mampu membuat kita melihat kesulitan, penderitaan, kemiskinan dan kita hanya memilih menutup hati, agar kita tak seperti itu. (Banda Aceh, halte depan sekolah anakku...13 oktober 2010)(Photo dan Narasi : Hadiansyah)
Jangan tanyakan sudah makan atau belum... Tentunya, walaupun sesuap yang begitu layak, pastilah didambakan perut kosongnya...jangan tanyakan panas atau dingin udara sekarang padanya... Baju kumal dan tipis penuh sobek disana sini telah membuat kulitnya lupa segala rasa....lalu pernahkah dia sakit ? Sebelumnya dia pernah sakit, hingga sekarang dia sudah tidak tau kapan dia sehat...karena dia selalu sehat dalam kesakitannya...
Dimana keluarga dan orang-orang yang menyayanginya...? Tadinya, dia mendapatkan dan memiliki itu...hingga sekarang, tentunya memilih melupakan bahwa dia ada dan berhenti memilikinya adalah hal yg gampang untuk mengurus kerentaan usia dan pikirannya.
Sungguh suatu ironi... Beliau tertidur, dan terjaga saat kebanyakan para ayah dan ibu menunjukkan rasa kasih sayang saat antar jemput anak-anaknya kesekolah, sungguh ironis...penjaja jajanan disekitarnya tak pernah menanyakan lapar atau tidakkah dia apalagi menawarkan sesuatu... Sungguh ironi... Gedung sosial, gedung keuangan berada di depan halte dia tertidur hanya menatap hampa seperti tatapannya binggung bertanya "rumah siapa itu ?"
Sungguh suatu ironi... Sementara Mobil2 mewah pemimpin tiap pagi dan sore melintas di halte "miliknya"... Sayang..sungguh sayang... Tubuh tua renta itu tak mau "menadah tangan" untuk meminta...Malah dia hanya memberi senyum kepada siapa yg melihatnya dengan takut... Ucapan terima kasihnya dengan terharu memperlihatkan mata yang berkaca2 bila sebungkus nasi diberikan dari tangan2 dermawan...
Sedemikian rupa sosok itu, telah mengelitik nurani ini...sungguh "gila" dia telah membuat saat-saat ini, hingga mampu membuat kita melihat kesulitan, penderitaan, kemiskinan dan kita hanya memilih menutup hati, agar kita tak seperti itu. (Banda Aceh, halte depan sekolah anakku...13 oktober 2010)(Photo dan Narasi : Hadiansyah)
Komentar
Posting Komentar