Salah satu momen yang sempat mencuri perhatian saat berlangsungnya pernikahan Pangeran William dan Catherine Middleton adalah ketika Pangeran Harry berinteraksi dengan Pippa Middleton. Adik William dan Catherine ini masing-masing berperan sebagai Best Man dan Maid of Honour. Keduanya tampak akrab, dan Harry -The Duke of Edinburgh- dengan gaya menggoda menggandeng tangan Pippa saat berjalan di sepanjang lorong gereja usai pemberkatan pernikahan.
Tak perlu heran jika Harry sedikit tergoda. Penampilan Pippa dengan gaun putih rancangan Sarah Burton dari rumah mode Alexander McQueen itu memang sungguh memesona. Gaun itu membungkus erat lekuk tubuhnya, menonjolkan kulitnya yang gelap dan rambutnya yang berkilau. Pippa menjadi bahan perbincangan di mana-mana. Gaunnya disebut-sebut gaun yang akan dikenakan Kate jika ia menjadi pengantin di Bucklebury (kota asalnya) dan tidak menikahi seorang pangeran. Dan, Pippa, dengan pilihan gaunnya, segera mendapat julukan baru: Her Royal Hotness.
Chemistry antara Pippa dan Harry sungguh jelas terasa. Harry sendiri tak tahan dengan kecantikan yang terpancar dari diri perempuan berusia 27 tahun itu. Harry dilaporkan mengatakan, "Kamu benar-benar kelihatan cantik hari ini. Serius," katanya saat berjalan berdampingan keluar dari Westminster Abby. Wajahnya nyengir seperti biasanya.
Pippa tergolong perempuan yang terbuka, mudah disukai, sehingga punya banyak teman. Saat kuliah Sastra Inggris di Edinburgh, misalnya, ia menyewa rumah bersama Lord Edward Innes-Ker, putra Duke of Roxburgh, dan Earl Percy, pewaris Duke of Northumberland. Beberapa pria yang pernah menjadi kekasihnya antara lain Jonathan ‘JJ’ Jardine Paterson, seorang ahli waris kerajaan bisnis Jardine Matheson, aristokrat Skotlandia Billy More Nesbitt, dan ahli waris perusahaan berlian Simon Youngman.
Namun kedekatan Pippa dan Harry direspons dengan hangat. Mereka sempat membuat banyak orang berandai-andai, bagaimana bila Harry menjadi pasangan Pippa? Mereka pasti akan menjadi pasangan yang sempurna, seperti halnya William dan Catherine. Pippa akan dianggap sebagai Cinderella baru bila ia menjadi kekasih Harry. Tetapi mungkinkah hal ini terjadi?
Saat ini, rasanya tidak. Hanya ada satu wanita di hati Harry, yaitu kekasihnya selama enam tahun ini: Chelsy Davy (25). Pasangan ini pertama kali bertemu di Cape Town, Afrika Selatan, tahun 2004, ketika Harry sedang melakukan perjalanan di sana. Mereka segera jatuh cinta, sangat emosional dengan perasaan mereka, sehingga kerap memutuskan hubungan dalam keadaan marah.
Chelsy ternyata berteman baik dengan Pippa, yang dikenal dengan gayanya yang ceria dan tanpa beban. Bila Chelsy sedang ada di London, mereka sering hangout bareng. Bahkan hubungan Pippa dan Chelsy lebih dekat daripada Chelsy dan Kate.
Saat ini, rasanya tidak. Hanya ada satu wanita di hati Harry, yaitu kekasihnya selama enam tahun ini: Chelsy Davy (25). Pasangan ini pertama kali bertemu di Cape Town, Afrika Selatan, tahun 2004, ketika Harry sedang melakukan perjalanan di sana. Mereka segera jatuh cinta, sangat emosional dengan perasaan mereka, sehingga kerap memutuskan hubungan dalam keadaan marah.
Chelsy ternyata berteman baik dengan Pippa, yang dikenal dengan gayanya yang ceria dan tanpa beban. Bila Chelsy sedang ada di London, mereka sering hangout bareng. Bahkan hubungan Pippa dan Chelsy lebih dekat daripada Chelsy dan Kate.
"Awalnya ini sempat membuat Kate sedih, ia merasa ditinggalkan. Tetapi Pippa sebenarnya adalah gadis penyuka pesta, dan dia hobi bersenang-senang. Jadi ia dan Chelsy sering keluar malam bersama, hal yang tak pernah dilakukan Chelsy dengan Kate," ujar sebuah sumber.
Akan halnya Chelsy, ia juga perempuan yang dikenal independen. Kehidupannya yang berbeda dengan Harry membuat hubungan mereka menjadi sulit. Perempuan asal Zimbabwe ini menikmati kebebasannya di Afrika, tidak seperti Harry yang terikat dengan tugas-tugas kerajaan. Justru, sikap Chelsy yang tidak tertarik mengencani pangeran inilah yang membuat Harry makin terpikat.
Tahun 2009, Chelsy berhenti dari studi hukumnya di Inggris, dan kembali ke Afrika. Ia merasa tak pernah bisa menganggap dirinya sebagai salah satu anggota kerajaan. Harry benar-benar patah hati saat itu. Ketika seorang temannya bertanya apakah ia akan mengunjungi Cape Town lagi, Harry menjawab," Saya nggak tahu. Saya kehilangan hal terbaik yang pernah terjadi pada saya, dan saya sedang membayarnya."
Ternyata, beberapa bulan kemudian mereka baikan lagi. Chelsy, yang ayahnya memiliki kekayaan multijuta poundsterling, kembali ke Inggris dan mulai bekerja.
Menurut laporan, meski tidak berangkat bersama ke pernikahan William dan Catherine, Harry dan Chelsy tampak berciuman saat resepsi di Istana Buckingham. Salah seorang tamu tanpa sengaja mendengar Harry berbisik pada Chelsy, "Kamu (pengantin) yang berikutnya."
Pasangan ini saling mencintai, tetapi hati Chelsy selalu terikat dengan keluarganya di Afrika. Ia tidak menyukai ingar-bingar yang mengiringi kehidupan keluarga kerajaan. "Semua kehebohan itu tidak cocok buat saya," katanya suatu kali.
Di lain pihak, diam-diam Pippa sendiri sudah bertunangan dengan kekasihnya, Alex Loudon (30). Mereka tidak ingin pertunangan mereka dirayakan, agar tidak mengalihkan perhatian masyarakat dari William dan Catherine.
Pippa mulai mengencani Alex, salah satu teman William sejak di Eton College, tahun lalu. Mereka sangat dekat, dan Pippa merasa cocok karena Alex datang dari keluarga baik-baik, memiliki pekerjaan tetap, dan tentunya, tampan. Peran Alex mulai terlihat, ketika ia menghadiri misa ketetapan Kate, beberapa minggu sebelum pernikahannya. Saat misa di Westminster Abbey, Alex juga duduk di jajaran keluarga Middleton.
Seorang teman menduga, Pippa dan Alex boleh jadi akan segera mengumumkan hubungan mereka begitu demam Royal Wedding sudah mereda. Pippa adalah perempuan yang berkelas, dan memiliki daya tariknya sendiri. Seperti kakaknya yang menawan, Pippa membuktikan bahwa ia tak butuh darah biru untuk menjadi aristokrat yang alami.(The Daily Mail)
Akan halnya Chelsy, ia juga perempuan yang dikenal independen. Kehidupannya yang berbeda dengan Harry membuat hubungan mereka menjadi sulit. Perempuan asal Zimbabwe ini menikmati kebebasannya di Afrika, tidak seperti Harry yang terikat dengan tugas-tugas kerajaan. Justru, sikap Chelsy yang tidak tertarik mengencani pangeran inilah yang membuat Harry makin terpikat.
Tahun 2009, Chelsy berhenti dari studi hukumnya di Inggris, dan kembali ke Afrika. Ia merasa tak pernah bisa menganggap dirinya sebagai salah satu anggota kerajaan. Harry benar-benar patah hati saat itu. Ketika seorang temannya bertanya apakah ia akan mengunjungi Cape Town lagi, Harry menjawab," Saya nggak tahu. Saya kehilangan hal terbaik yang pernah terjadi pada saya, dan saya sedang membayarnya."
Ternyata, beberapa bulan kemudian mereka baikan lagi. Chelsy, yang ayahnya memiliki kekayaan multijuta poundsterling, kembali ke Inggris dan mulai bekerja.
Menurut laporan, meski tidak berangkat bersama ke pernikahan William dan Catherine, Harry dan Chelsy tampak berciuman saat resepsi di Istana Buckingham. Salah seorang tamu tanpa sengaja mendengar Harry berbisik pada Chelsy, "Kamu (pengantin) yang berikutnya."
Pasangan ini saling mencintai, tetapi hati Chelsy selalu terikat dengan keluarganya di Afrika. Ia tidak menyukai ingar-bingar yang mengiringi kehidupan keluarga kerajaan. "Semua kehebohan itu tidak cocok buat saya," katanya suatu kali.
Di lain pihak, diam-diam Pippa sendiri sudah bertunangan dengan kekasihnya, Alex Loudon (30). Mereka tidak ingin pertunangan mereka dirayakan, agar tidak mengalihkan perhatian masyarakat dari William dan Catherine.
Pippa mulai mengencani Alex, salah satu teman William sejak di Eton College, tahun lalu. Mereka sangat dekat, dan Pippa merasa cocok karena Alex datang dari keluarga baik-baik, memiliki pekerjaan tetap, dan tentunya, tampan. Peran Alex mulai terlihat, ketika ia menghadiri misa ketetapan Kate, beberapa minggu sebelum pernikahannya. Saat misa di Westminster Abbey, Alex juga duduk di jajaran keluarga Middleton.
Seorang teman menduga, Pippa dan Alex boleh jadi akan segera mengumumkan hubungan mereka begitu demam Royal Wedding sudah mereda. Pippa adalah perempuan yang berkelas, dan memiliki daya tariknya sendiri. Seperti kakaknya yang menawan, Pippa membuktikan bahwa ia tak butuh darah biru untuk menjadi aristokrat yang alami.(The Daily Mail)
Sumber : KOMPAS
Komentar
Posting Komentar