Tugu HAWK 200 Penerbang Anumerta Maimun Saleh (lokasi : Aceh Besar) |
Hawker-Siddeley Hawk adalah jet tempur ringan/latih produksi BAE Hawk sejak 1974. BAE Hawk adalah sebuah perusahaan dari Britania Raya. Hawk merupakan pesawat latih interim untuk pesawat tempur generasi 4 ( F-16, F-15, dll) menggunakan radar modern APG-66 ( khusus varian Mk 200 ) dan rudal AIM-9 Sidewinder. Hawk Mk 109 / 209 merupakan kode untuk Hawker-Siddeley Hawk yang diekspor ke Indonesia yang mulai melengkapi TNI-AU sejak tahun 1997 (pada tahun 1980-an, TNI-AU juga pernah membeli sejumlah Hawk Mk 53).Hawk Mk 209 merupakan varian single seater dari keluarga Hawk.Dengan menghilangkan kursi tandem dan menambah radar jenis APG-66, yang juga digunakan pesawat F-16A/B, serta air refuelling probe, jadilah pesawat tempur baru yang dinamakan HAWK 200.
Sebagai jet tempur, Hawk 200 mampu menggotong berbagai persenjataan canggih dan mematikan. Diantaranya Rudal Udara ke darat AGM-65 Maverick, Rudal anti kapal Sea Eagle, Torpedo, serta berbagai macam bom. Sebagai pesawat tempur ada satu kekurangan Hawk 200. Yaitu, tidak mampu membawa kanon internal. Alhasil, kanon ini dipasang diluar tubuh pada cantelan bagian tengah. Selain itu, karena fisiknya yang kecil, radius tempur jet ini juga terbatas. Padahal Indonesia adalah negeri yang luas. meski demikian, kelemahan ini bisa dieliminir dengan dukungan pesawat tanker KC-130BPesawat ini dikhususkan untuk mengemban misi air superiority dan ground attack.
Hawk 100/200 pertama tiba di tanah air pada tahun 1996. setelah komplit, pesawat ini kemudian disebar di Skadron 1 Pontianak mengganti pesawat OV-10 dan Skadron 12 Pekanbaru, menggantikan pesawat A-4 Skyhawk.
Aksi tempur sesungguhnya yang pertama bagi Hawk 100/200 yang dipublikasikan adalah saat pasca lepasnya Timtim. Saat itu, TNI-AU menggelar satu flight (4 pesawat) Hawk 100/200 di Kupang, NTT. Pada satu kesempatan pilot TNI-AU yang sedang melakukan patroli tempur diperintahkan mencegat sebuah sasaran tak dikenal. Singkat cerita, setelah dikejar diketahui sasaran tak dikenal itu adalah F-18 Hornet. Bahkan dalam aksi dogfight dan kejar-kejaran itu, pilot TNI-AU sempat mengunci (lock-on) jet asal negara tetangga itu. Jika saja perintah tembak dikeluarkan, niscaya Hornet malang itu akan hancur lebur.
Aksi selanjutnya terjadi saat penggelaran Darurat Militer di Aceh tahun 2003. Hawk 100/200 asal skadron 12 diperintahkan memberikan air cover terhadap flight Hercules yang akan menerjunkan pasukan
(Sumber tulisan : http://id.wikipedia.org/wiki/ BAe_Hawk, http://arc.web.id/artikel/ 55-tni-au/ 47-hawk-100200-little-but-letha l.html)
(photo By: Adie Black Eagle Sf) (location object : Tugu HAWK 200 Penerbang Anumerta Maimun Saleh)
Komentar
Posting Komentar