Langsung ke konten utama

Tsunami (sebuah catatan di facebook oleh : Ulfah Mardhiah)

Hari ini, sambil nungguin selimut dicuci di laundry bareng nyokap, ada koran Kompas nganggur. Dan headline hari itu adalah tentang gempa dan tsunami Jepang yang begitu massif dan luar biasa. Tapi ada yang cukup menggugah sebetulnya setelah membaca bagaimana orang Jepang menghadapi situasi yang mengerikan ini.

Pertama, memang, gempa bumi seukuran 8.8 Ritcher ini adalah yang terburuk setelah beberapa ratus tahun (http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_earthquakes_in_Japan), makanya dalam kurun waktu itu mereka terus membangun infrastruktur dan mempersiapkan rakyatnya untuk menghadapi kemungkinan-kemungkinan terburuk karena rentannya kondisi alam di Jepang. Beberapa artikel yang ditulis di Kompas menekankan mengenai bagaimana kekayaan yang diperoleh Jepang sebagai negara, banyak diinvestasikan untuk membangun bangunan-bangunan yang tahan gempa. Sehingga (entah kenapa si penulis artikel tiba2 'curhat' dengan mengungkapkan fakta berikut) tindakan korupsi bisa membuat seorang menteri turun karena jumlah uang yang dikorupsi itu adalah uang yang dipakai untuk 'membangun' fasilitas supaya rakyat terjamin keselamatannya. Di Jepang, seperti yang pernah gue baca juga di komik Kariage Kun dan Kobo Chan, tiap rumah tangga harus mempersiapkan diri dengan bundelan tas berisi baterai, makanan instan, minuman, selimut, dan kebutuhan2 mendasar saat terjadi bencana, diletakkan dekat dengan pintu keluar. Kelurahan beberapa kali sebulan memperingatkan masyarakat tentang kemungkinan bencana besar sehingga masyarakat selalu dalam kondisi waspada. Mobil-mobil truk untuk simulasi bencana juga disediakan agar rakyat Jepang terbiasa dengan kondisi seperti itu, dan gimana cara menghadapi suasana ini, entah bersembunyi di bawah meja, dsb.

Dan yang penting barangkali, edukasi budaya. Beberapa artikel di media online bercerita tentang tenangnya warga Jepang ketika menghadapi situasi bahaya, tetep berbaris ketika mau dievakuasi, dsb. Salah satu video di tv yang gue liat tentang sebuah rumah tangga yang sedang mengalami gempa, sang ayah dengan tenang turun ke lantai bawah setelah seluruh anggota keluarga di lantai yang setingkat dengan dia bersembunyi di bawah tempat kokoh. Di bawah, dia menemukan putrinya bersembunyi di bawah meja dan dengan tenang berkata, 'Daijobu, daijobu dayo' (gak pa pa, gak pa pa). 

Lihat lagi perdana mentri Jepang, ketika gempa melanda saat rapat, beliau duduk dengan wajah waspada, dan tidak ikut-ikutan panik. Gak lama, beliau langsung berpakaian lapangan dan memohon supaya rakyat Jepang tenang dan saling membantu satu sama lain (tanpa basa basi atau kata-kata melankolis). Setelah itu, beliau langsung turun bersama para ahlinya ke lapangan untuk melihat daerah bencana dan kondisi pembangkit tenaga nuklir yang dikhawatirkan mengalami kebocoran karena ada bagian instalasi nuklir yang tidak bisa didinginkan.

NHK, stasiun TV nasional Jepang, seperti yang gue baca di Kompas hari ini juga mempunyai sistem persiapan menghadapi bencana. Belasan helikopter sudah siap siaga untuk turun ketika bencana besar terjadi, dan siaran lain langsung dihentikan dan difokuskan untuk terus-terusan mengupdate berita penting bagi rakyat Jepang. Makanya kita bisa melihat footage masuknya ombak besar bergulung merangsek ke daratan di sekitar wilayah pantai northeast Jepang dengan kecepatan luar biasa, menggulung lahan pertanian, dan sedih melihat infrastruktur yang tersusun itu hancur dalam sekejap. Mobil-mobil yang terlihat begitu kecil dan tak berdaya dibanding kecepatan 800 km/jam dari ombak tsunami. Pas nyalain NHK World, itu isinya berita peringatan dalam bahasa jepang, portugis, korea, cina, dan inggris, tentang daerah-daerah yang mungkin mengalami tsunami, gempa after shock, atau peringatan berulang-ulang tentang kemungkinan lepasnya zat radiaoaktif dari badan nuklir Jepang. Rakyat diingatkan terus menerus supaya berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan mengikuti petunjuk di daerah masing-masing untuk bersiap menghadapi bencana.

Memang, pada akhirnya, ribuan nyawa gak terhindarkan untuk akhirnya melayang. Merinding rasanya membayangkan terduduk pasrah melihat kematian di depan mata. Atau bagaimana caranya bangkit kembali, bersih-bersih dari puing-puing yang dibawa oleh kekuatan luar biasa tsunami yang sudah dialami sendiri oleh Indonesia, dua kali dalam beberapa tahun belakangan. Tapi rasanya ada rasa kagum melihat kekuatan mental rakyat Jepang. Koordinasi dan manajemen dari tingkat atas sampai bawah yang luar biasa. Sehingga orang-orang yang tidak bisa pulang di Tokyo karena transportasi terhenti bisa dialihkan di shelter2 pengungsian. Makanan, air minum dan selimut segera disiapkan di kotak-kotak dengan rapih untuk dibagikan. Pun rekaman mayat-mayat yang ditemukan di puing-puing sisa hantaman tsunami gak pernah disiarkan di televisi, last respect for the person who has just left the world.

Di artikel yang di kompas itu, salah satu bagian yang menghantam ke hati adalah kata-kata 'rakyat di sini mempercayai pemerintahannya'. How wonderful that sounds. How I envy that feeling.

Hope things surely got better there. Amen.(12 Maret 2011, 18:18 WIB)


 3 Lilin mengucapkan terima kasih kepada : 

Mbak Ulfah Mardhiah  atas izin memposting catatannya di blog ini. Semoga lewat tulisan luar biasa ini dapat menggugah hati dan pikiran setiap orang yang membacanya.
Link catatan facebook :
http://www.facebook.com/home.php#!/notes/ulfah-mardhiah/tsunami/10150119412789589

and  Thanks to Maya Safira Dahlan yang telah membuka link kepada mbak Ulfah lewat update FB
Link FB :
http://www.facebook.com/home.php#!/permalink.php?story_fbid=159729944080346&id=1208089112&notif_t=share_reply


sumber foto :
 http://internasional.kompas.com/read/2011/03/11/15240270/FOTO.Tsunami.Menggulung.Timur.Jepang

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEKILAS TENTANG PISTOL SIG SAUER P-226

Sig Sauer P-226 adalah salah satu varian senjata api jenis Pistol buatan Sig Sauer yang diproduksi oleh Swiss dan Jerman. Senjata ini merupakan salah satu senjata api genggam favorit special force di seluruh dunia. 

Perawan Tak Selalu Keluar Darah di Malam Pertama

Banyak orang yang mengartikan jika tanda-tanda masih perawan ialah keluarnya darah di malam pertama saat suami istri berhubungan badan.

M1 GARAND (Senapan Tempur Legendaris Dunia)

Marinir Amrik dan senapan M1 Garand di Medan Pasifik pada Perang Dunia II Senapan ini berjuluk M1 Garand Rifle atau dikenal juga sebagai Caliber .30 M1. Sudah sepantasnya jika senjata ini dimasukkan dalam kategori senapan legendaris. Masa bakti M1 Garand merentang dari PD II, Perang Korea, hingga Perang Vietnam. Saat PD II, Garand dipakai baik di Medan Perang Eropa maupun Pasifik.